FACULTY OF MEDICINE
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Ketika iblis membentangkan sajadah

Go down

Ketika iblis membentangkan sajadah Empty Ketika iblis membentangkan sajadah

Post by Admin Thu Nov 01, 2007 1:57 pm

Ketika
iblis membentangkan sajadah









Siang
menjelang dzuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu
Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada dalam Masjid. Ia
tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma
menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat
jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air.


Pada
setiap orang, Iblis juga masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata,
ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para
jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap sajadah. "Hai,
Blis!", panggil Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu.
Iblis
merasa terusik : "Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu
kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang
dalam Masjid ini!", jawab Iblis ketus.


"Ini
rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci,Kalau kau mau ganggu, kau bisa
diluar nanti!", Kiai mencoba mengusir.


"Kiai,
hari ini, adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenung.


"Saya
sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu". "Dengan
apa?"


"Dengan
sajadah!"


"Apa
yang bisa kau lakukan dengan sajadah, Blis?"


"Pertama,
saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah.


Mereka
akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega
memeras buruh untuk bekerja dengan upah di bawah UMR, demi keuntungan
besar!"


"Ah,
itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang
baru,Blis?"


"Bukan
itu saja Kiai..."


"Lalu?"

"Saya
juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. Saya akan menumbuhkan
gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"


"Untuk
apa?"


"Supaya,
saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang
Kau pimpin, Kiai!
Selain
itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat.
Dengan
sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggang. Dan saya ada
dalam kerenganggan itu. Di situ Saya bisa ikut membentangkan
sajadah".


Dialog
Iblis dan Kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya
membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki
sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil.
Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan
sajadahnya, tanpa melihat kanan-kirinya. Sementara, orang yang punya
sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain
yang sudah lebih dulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah
kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang
lebar tertutupi sepertiganya.


Keduanya
masih melakukan sholat sunnah.


"Nah,
lihat itu Kiai!", Iblis memulai dialog lagi.


"Yang
mana?"


"Ada
dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka punya sajadah yang
berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka".


Iblis
lenyap.


Ia
sudah masuk ke dalam barisan shaf.


Kiai
hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunah.


Kiai
akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya.


Pemilik
sajadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sembari bangun dari
sujud, ia membuka sajadahya yang tertumpuk, lalu meletakkan
sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil
kembali berada di bawahnya. Ia kemudian berdiri. Sementara, pemilik
sajadah yang lebih kecil, melakukan hal serupa.


Ia
juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang
lebar. Itu berjalan sampai akhir sholat. Bahkan, pada saat sholat
wajib juga, kejadian-kejadian itu beberapa kali terihat di beberapa
masjid.


Orang
lebih memilih menjadi di atas, ketimbang menerima di bawah. Di atas
sajadah, orang sudah berebut kekuasaan atas lainnya. Siapa yang
memiliki sajadah lebar, maka, ia akan meletakkan sajadahnya diatas
sajadah yang kecil. Sajadah sudah dijadikan Iblis sebagai pembedaan
kelas.


Pemilik
sajadah lebar, diindentikan sebagai para pemilik kekayaan, yang
setiap saat harus lebih di atas dari pada yang lain. Dan pemilik
sajadah kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat akan selalu
menjadi sub-ordinat dari orang yang berkuasa.


Di
atas sajadah, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai
orang lain.


"Astaghfirullahal
adziiiim ", ujar sang Kiai pelan.
Admin
Admin
Admin
Admin

Male
Number of posts : 577
Age : 36
Location : In My ROomZZ
Registration date : 2007-10-28

Character sheet
games:

https://fk-unsyiah.forumotion.com

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum