FACULTY OF MEDICINE
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Formalin masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan pernafasan

Go down

Formalin masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan pernafasan Empty Formalin masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan pernafasan

Post by Admin Tue Oct 30, 2007 8:40 pm

Formalin masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan pernafasan Clip_image002Kalbefarma - Penggunaan formalin
sebagai bahan pengawet makanan, anti bakteri ataupun campuran pada berbagai
produk rumah tangga, tampaknya menjadi sumber pencemaran yang dapat masuk ke
dalam tubuh manusia. Pencemaran tersebut dapat dengan mudah masuk melalui mulut
dan pernafasan.


Menurut
dr. Bambang, Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,
sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Polusi yang
dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau
kita hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh, begitupula dengan asap rokok,
tandasnya. Bahkan air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya mengandung formalin.
Begitu juga yang masuk melalui mulut, berbagai makanan disinyalir mengandung
bahan formalin, tahu, mie basah, ikan sampai jajanan seperti empek-empek, dan
bandeng presto pun mengandung bahan beracun.


Di
dalam tubuh, jika terakumulasi dalam jumlah besar, formalin merupakan bahan
beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungan dalam tubuh
tinggi, akan bereaksi secara kimia pada semua zat di dalam sel, sehingga
menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada
tubuh. Gejala yang terjadi adalah iritasi lambung dan kulit, muntah, diare
serta alergi sampai menyebabkan kanker, karena sifat karsinogeniknya.


Khusus
untuk sifat karsinogenik, Bambang menjelaskan formalin termasuk karsinogenik
golongan IIA. Golongan I adalah yang sudah pasti menyebabkan kanker,
berdasarkan uji lengkap, sedangkan golongan IIA baru taraf diduga, karena data
hasil uji pada manusia masih kurang lengkap.


Masih
menurut Bambang, dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan
dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Itu sebabnya formalin sulit dideteksi
keberadaannya di dalam darah. Tetapi Bambang mengingatkan imunitas tubuh sangat
berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh, jika imunitas tubuh
rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar yang rendah pun bisa berdampak
buruk terhadap kesehatan, cetusnya.


Menurut
IPCS (International Programme on Chemical Safety) secara umum ambang
batas aman di dalam tubuh adalah 1 miligram per liter. IPCS adalah lembaga
khusus dari tiga organisasi PBB, yaitu ILO, UNEP serta WHO, yang mengkhususkan
pada keselamatan penggunaan bahan kimiawi.


Bahaya
terpaparnya formalin jangka pendek dan jangka panjang, adalah:


1. Bila terhirup

Akut:



  • Iritasi pada hidung dan
    tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan
    tenggorokan serta batuk-batuk.
  • Kesrusakan jaringan dan luka
    pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkaka paru.
  • Tanda-tanda lainnya meliputi
    bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan,
    lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.
  • Pada konsentrasi yang tinggi
    dapat menyebabkan kematian.


Kronik:


  • Menimbulkan sakit kepala,
    gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput
    lendir, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitisasi pada paru.
  • Efek neuropsikologis meliputi
    gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan trganggu, kehilangan konsentrsi
    dan daya ingat berkurang.
  • Gangguan haid dan kemandulan
    pada perempuan.
  • Kanker hidung, rongga hidung,
    mulut, tenggorokan, paru dan otak.


2. Bila terkena kulit

Akut:


  • Menimbulkan perubahan warna,
    yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.


Kronik:


  • Terasa panas, mati rasa, gatal
    dan memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan
    pada kulit, dan radang kulit yang menyebabkan gelembung.


3. Bila terkena mata

Akut:


  • Menimulkan iritasi mata
    sehingga mata memerah, terasa sakit, gatal dan penglihatan kabur serta
    mengeluarkan air mata.


Kronik:


  • Radang selaput lendir.


4. Bila tertelan:

Akut:


  • Mulut, tenggorokan dan perut
    terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan
    terjadi perdarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi,
    kejang dan koma.
  • Kerusakan pada hati, jantung,
    otak, limpa, pankreas, SSP dan ginjal.


Kronik:


  • Iritasi pada saluran
    pencernaan, muntah-muntah dan kepala pusing, penurunan suhu tubuh dan rasa
    gatal di dada.


Jenis makanan yang aman dikonsumsi

Sejauh
ini yang tampaknya aman dikonsumsi adalah tempe, telur ayam dan susu segar,
serta lalapan. Tempe aman karena ragi tempe tidak akan tumbuh jika kedele
diawetkan dengan formalin. Untuk telur, masih ada kerabang yang menjadi
proteksi masuknya formalin, jika telur direndam formalin, amat mudah mendeteksi
dengan tangan. Jika tangan kita yang berkeringat terasa kasat, atau keriput
setelah memegang telur maka kemungkinan besar telur ayam tersebut direndam
formalin.


Susu
jelas tidak mungkin diimbuhi formalin. Jika formalin dicampurkan ke dalamnya,
maka sebagian susu akan rusak dan terfragmentasi.


Bahan pengawet makanan pengganti formalin

Untuk
bahan pengawet makanan pengganti formalin, menurut sumber berita dari Suara
Merdeka CyberNews, September 2004, salah satunya adalah menggunakan chitosan.


Penambahan
formalin pada ikan asin kering dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya kapang,
alternatif lain untuk mencegah kapang tersebut, dilakukan pelapisan ikan atau
cumi kering tadi dengan chitosan dari limbah udang. Teknologi pelapisan ini
diindustri pangan lebih dikenal dengan nama edible coating.


Chitosan
ini dicoba diterapkan pada ikan teri kering. Hasilnya teri kering yang dapat
bertahan sampai dua minggu, dengan menggunakan edible coating dari
limbah udang tadi bisa mempertahankan daya simpannya sampai empat minggu atau
satu bulan.


Selain
itu senyawa benzoat juga dapat digunakan sebagai pengawet tahu
pengganti formalin. Paijan, 53 tahun, pemilik tahu dari kecamatan Cipondoh
Tangerang, mengatakan dirinya saat ini mulai menggunakan benzoat untuk
menggantikan fungsi formalin. Sementara kepala BPOM Sampurno mengatakan,
senyawa benzoat dapat digunakan untuk pengawet makanan tertentu tetapi
penggunaannya harus berdasarkan takaran yang tepat
Admin
Admin
Admin
Admin

Male
Number of posts : 577
Age : 36
Location : In My ROomZZ
Registration date : 2007-10-28

Character sheet
games:

https://fk-unsyiah.forumotion.com

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum