KERACUNAN MINYAK TANAH
Page 1 of 1
KERACUNAN MINYAK TANAH
Karakteristik
Minyak Tanah :
Minyak
tanah (kerosene) merupakan cairan bahan bakar yang jernih, tidak berwarna,
tidak larut dalam air, berbau, dan mudah terbakar. Termasuk dalam golongan
petrolium terdistilasi hidrokarbon. Memiliki berat jenis 0,79. Titik didih
163oC – 204oC, titik beku –54oC.
Efek
Toksik Minyak Tanah
Insiden
Intoksikasi Minyak Tanah :
Patofisiologi
:
Efek
toksis terpenting dari minyak tanah adalah pneumonitis aspirasi. Studi
pada binatang menunjukkan toksisitas pada paru > 140 x dibanding pada
saluran pencernaan. Aspirasi umumnya terjadi akibat penderita batuk atau
muntah. Akibat viskositas yang rendah dan tekanan permukaan, aspirat dapat
segera menyebar secara luas pada paru. Penyebaran melalui penetrasi pada
membran mukosa, merusak epithel jalan napas, septa alveoli, dan menurunkan
jumlah surfactan sehingga memicu terjadinya perdarahan, edema paru,
ataupun kolaps pada paru. Jumlah < 1 ml dari aspirasi pada paru dapat
menyebabkan kerusakan yang bermakna. Kematian dapat terjadi karena
aspirasi sebanyak + 2,5 ml pada paru (pada lambung + 350
ml). Selain itu, jumlah 1 ml/kg BB minyak tanah dapat menyebabkan depresi
CNS ringan – sedang, karditis, kerusakan hepar, kelenjar adrenal,
ginjal, dan abnormalitas eritrosit. Namun efek sistemik tersebut jarang
karena tidak diabsorbsi dalam jumlah banyak pada saluran pencernaan.
Minyak tanah juga diekskresikan lewat urine.
Tanda
/ Gejala Klinis :
Gejala
dan tanda klinis utamanya berhubungan dengan saluran napas, pencernaan,
dan CNS. Awalnya penderita akan segera batuk, tersedak, dan mungkin
muntah, meskipun jumlah yang tertelan hanya sedikit. Sianosis, distress
pernapasan, panas badan, dan batuk persisten dapat terjadi kemudian. Pada
anak yang lebih besar mungkin mengeluh rasa panas pada lambung dan muntah
secara spontan. Gejala CNS termasuk lethargi, koma, dan konvulsi.
Pada kasus yang gawat,
pembesaran jantung, atrial fibrilasi, dan fatal ventrikular fibrilasi
dapat terjadi. Kerusakan ginjal dan sumsum tulang juga pernah dilaporkan.
Gejala lain seperti bronchopneumonia, efusi pleura, pneumatocele,
pneumomediastinum, pneumothorax, dan subcutaneus emphysema.
Tanda lain seperti rash pada
kulit dan dermatitis bila terjadi paparan pada kulit. Sedangkan pada mata
akan terjadi tanda-tanda iritasi pada mata hingga kerusakan permanen mata.
Pemeriksaan
Penunjang :
Prognostic
Score :
Dilakukan
sebagai panduan dalam terapi dan menentukan prognosis penderita. Parameter
yang diambil adalah panas badan, malnutrisi berat, distress respirasi, dan
gejala neurologis.
Parameter
Temuan
Klinis
Poin
Panas
(-)
0
(+)
1
Malnutrisi
berat
(-)
0
(+)
1
Distress
respirasi
(-)
0
(+)
tanpa sianosis
2
(+)
dengan sianosis
4
Gejala
neurologis
(-)
0
(+)
tanpa konvulsi
2
(+)
dengan konvulsi
4
Prognostic
Score = (poin dari panas) + (poin
dari malnutrisi) + (poin dari distress pernapasan) + (poin dari gejala
neurologis)
Interpretasi
:
Penatalaksanaan :
Minyak Tanah :
Minyak
tanah (kerosene) merupakan cairan bahan bakar yang jernih, tidak berwarna,
tidak larut dalam air, berbau, dan mudah terbakar. Termasuk dalam golongan
petrolium terdistilasi hidrokarbon. Memiliki berat jenis 0,79. Titik didih
163oC – 204oC, titik beku –54oC.
Efek
Toksik Minyak Tanah
Efek
pada paparan akut minyak tanah :
Kontak
kulit : kering, dapat iritasi,
menyebabkan rash
Absorbsi
kulit :
jarang
Kontak
mata :
iritasi, dapat menyebabkan kerusakan permanen
Inhalasi
: iritasi, sakit kepala, pusing, mengantuk, intoksikasi
Ingesti
: sakit kepala, pusing, mengantuk, intoksikasi
Efek
pada paparan kronis minyak tanah :
Secara
umum : kulit pecah-pecah, dermatitis, kerusakan hepar/kelenjar
adrenal/ginjal, dan abnormalitas eritrosit
Karsinogenik : terlihat pada studi eksperimental pada tikus. Pada manusia tidak
ada data yang tercatat
Sistem
reproduksi : tidak ada data yang tercatat
Insiden
Intoksikasi Minyak Tanah :
Terutama
pada anak-anak < 6 tahun. Khususnya pada negara-negara berkembang.
Daerah
perkotaan > daerah pedesaan
Pria
> wanita
Umumnya
terjadi karena kelalaian orang tua
Patofisiologi
:
Efek
toksis terpenting dari minyak tanah adalah pneumonitis aspirasi. Studi
pada binatang menunjukkan toksisitas pada paru > 140 x dibanding pada
saluran pencernaan. Aspirasi umumnya terjadi akibat penderita batuk atau
muntah. Akibat viskositas yang rendah dan tekanan permukaan, aspirat dapat
segera menyebar secara luas pada paru. Penyebaran melalui penetrasi pada
membran mukosa, merusak epithel jalan napas, septa alveoli, dan menurunkan
jumlah surfactan sehingga memicu terjadinya perdarahan, edema paru,
ataupun kolaps pada paru. Jumlah < 1 ml dari aspirasi pada paru dapat
menyebabkan kerusakan yang bermakna. Kematian dapat terjadi karena
aspirasi sebanyak + 2,5 ml pada paru (pada lambung + 350
ml). Selain itu, jumlah 1 ml/kg BB minyak tanah dapat menyebabkan depresi
CNS ringan – sedang, karditis, kerusakan hepar, kelenjar adrenal,
ginjal, dan abnormalitas eritrosit. Namun efek sistemik tersebut jarang
karena tidak diabsorbsi dalam jumlah banyak pada saluran pencernaan.
Minyak tanah juga diekskresikan lewat urine.
Tanda
/ Gejala Klinis :
Gejala
dan tanda klinis utamanya berhubungan dengan saluran napas, pencernaan,
dan CNS. Awalnya penderita akan segera batuk, tersedak, dan mungkin
muntah, meskipun jumlah yang tertelan hanya sedikit. Sianosis, distress
pernapasan, panas badan, dan batuk persisten dapat terjadi kemudian. Pada
anak yang lebih besar mungkin mengeluh rasa panas pada lambung dan muntah
secara spontan. Gejala CNS termasuk lethargi, koma, dan konvulsi.
Pada kasus yang gawat,
pembesaran jantung, atrial fibrilasi, dan fatal ventrikular fibrilasi
dapat terjadi. Kerusakan ginjal dan sumsum tulang juga pernah dilaporkan.
Gejala lain seperti bronchopneumonia, efusi pleura, pneumatocele,
pneumomediastinum, pneumothorax, dan subcutaneus emphysema.
Tanda lain seperti rash pada
kulit dan dermatitis bila terjadi paparan pada kulit. Sedangkan pada mata
akan terjadi tanda-tanda iritasi pada mata hingga kerusakan permanen mata.
Pemeriksaan
Penunjang :
Laboratorium : darah rutin, urine rutin, RFT, LFT, dan BGA
Radiologis : foto thorax. Terbaik 1,5 – 2 jam setelah paparan. Penderita
dengan pneumonia umumnya akan tampak di foto pada 6 – 18 jam, namun
pernah juga dilaporkan baru tampak setelah 24 jam.
Prognostic
Score :
Dilakukan
sebagai panduan dalam terapi dan menentukan prognosis penderita. Parameter
yang diambil adalah panas badan, malnutrisi berat, distress respirasi, dan
gejala neurologis.
Parameter
Temuan
Klinis
Poin
Panas
(-)
0
(+)
1
Malnutrisi
berat
(-)
0
(+)
1
Distress
respirasi
(-)
0
(+)
tanpa sianosis
2
(+)
dengan sianosis
4
Gejala
neurologis
(-)
0
(+)
tanpa konvulsi
2
(+)
dengan konvulsi
4
Prognostic
Score = (poin dari panas) + (poin
dari malnutrisi) + (poin dari distress pernapasan) + (poin dari gejala
neurologis)
Interpretasi
:
Skor
minimum =
0
Skor
maksimum = 10
Skor
> 4 berhubungan dengan lamanya MRS dan komplikasi
Skor
> 8 berhubungan dengan peningkatan resiko kematian; skor <
7 mengindikasikan anak akan selamat.
Penatalaksanaan :
Monitor
sistem respirasi
Inhalasi
oksigen
Nebulisasi
dengan Salbutamol : bila mulai timbul gangguan napas
Antibiotika
: bila telah timbul infeksi, tidak dianjurkan sebagai profilaksis
Hidrokortison
: dulu direkomendasikan, sekarang jarang dilakukan
Kumbah
lambung dan charcoal aktif (arang): beberapa literatur menolak
penatalaksanaan dengan kumbah lambung, dengan alasan dapat menyebabkan
aspirasi dan kerusakan paru. Sedangkan literatur lain memperbolehkannya,
utamanya bila jumlah yang ditelan cukup banyak, karena dikhawatirkan
terjadi penguapan dari lambung ke paru.
Antasida
: untuk mencegah iritasi mukosa lambung
Pemberian
susu atau bahan dilusi lain
Anus
dan perineum harus dibersihkan secepatnya untuk mencegah iritasi (skin
burn) sekunder
Bila
terjadi gagal napas, dapat dilakukan ventilasi mekanik (Positive End –
Expiratory Pressure – PEEP)
Admin- Admin
-
Number of posts : 577
Age : 36
Location : In My ROomZZ
Registration date : 2007-10-28
Character sheet
games:
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|