Jangan Terlalu Terpaku pada Penyesalan
Page 1 of 1
Jangan Terlalu Terpaku pada Penyesalan
Jangan Terlalu Terpaku
pada Penyesalan
PERNAH menyesal? Merasa percuma? Memang.
Hanya menyesal memang percuma.
Karena yang lebih penting adalah memperbaikinya.
Siapa sih yang enggak pernah menyesal?
Ada saja hal-hal yang bisa bikin kita menyesal setengah mati.
Bayangkan, bagaimana enggak menyesal kalau sebenarnya ada banyak hal yang
bisa kita lakukan seandainya kemarin kita tidak rajin buang waktu.
Kita menyesal karena kurang optimal hingga kemampuan kita hanya
begini-begini saja, padahal sebetulnya kita bisa lebih.
Atau kita menyesal karena sudah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya.
Bicara soal penyesalan tidak akan pernah ada habisnya.
Kita juga pastinya sudah bosan dengan pepatah, penyesalan selalu datang
terlambat.
Tiba-tiba saja kita menyesal karena saat menjelang ujian kita tidak
mempersiapkan diri dengan optimal. Padahal, kalau saja kita mengurangi
jatah di depan televisi, di game center, untuk belajar, pasti bisa lulus.
Ah, kalau saja kita berani tegas menolak pacar untuk menemani doi belajar
di rumahnya, berdua saja, pasti ini semua enggak akan terjadi! MBA deh...
aduh, andai saja ini semua enggak terjadi, pasti sekarang kita enggak akan
sedih begini.
Penyesalan selalu datangnya TERLAMBAT!!
Kenapa semua ini bisa terjadi?
Kenapa penyesalan selalu datangnya terlambat?
Klise banget ya ngomongin soal ini.
Dampak buruk dari apa yang kita lakukan saat ini biasanya enggak pernah kita
hitung.
Ini terjadi karena ternyata kita lalai. Kelalaian yang sederhana begini
ini yang akhirnya sering membuat kita kelimpungan.
Karena kita lalai dalam belajar, akhirnya enggak lulus ujian. Atau karena
lalainya kita untuk mengatur waktu dan keuangan, anggaran kita jebol untuk
hal-hal yang ternyata enggak begitu penting. Kita lupa bahwa ada hal lain yang
lebih penting. Andai saja kita tidak lalai dan berani bersikap tegas untuk mau
disiplin dan mengikuti norma yang kita miliki, mungkin dampaknya tidak merusak
masa depan, membubarkan mimpi-mimpi kita. Wah, serem banget ya...! Dan, itu
semua hanya karena satu kata: LALAI!
Kalau dilihat lebih jauh lagi ke belakang, ini semua terjadi karena ternyata
kita tidak disiplin. Ada banyak hal yang ternyata mengganggu dan mengalihkan
perhatian dari semua hal yang seharusnya menjadi pusat perhatian kita.
Gangguan-gangguan ini ternyata sanggup mengalahkan diri kita, membuat kita
jadi tergoda dan akhirnya malah membuat kita melenceng dari yang seharusnya.
Misalnya saja, saat muncul godaan-godaan itu, yang ada dalam hati kita malah
penyangkalan dan pembenaran atas apa yang seharusnya kita lakukan meskipun
kita tahu itu tidak seharusnya kita lakukan.
Saat seharusnya kita belajar, mungkin kata yang terbersit dalam hati adalah,
Ah... sebentar lagi deh. Filmnya lagi seru nih, atau saat seharusnya langsung
pulang, tapi malah memutuskan untuk mampir ke mal dulu, mungkin yang terbersit
adalah, Iseng ah, lihat-lihat dulu. Boleh dong refreshing....
Salah enggak sih? Ya salah. Sedih enggak? Ya sedihlah....
Tapi kita kan enggak bisa terus-menerus bersedih.
Walaupun penyesalan selalu datangnya terlambat, tapi bukan berarti kita boleh
sedih sepanjang masa.
Okelah kalau saat ini kita gagal dalam ujian. Okelah saat ini nilai kita
jeblok. Tapi, jangan sampai kejadian lagi deh gagal ujian yang sama sampai dua
kali! Akhirnya kita harus bisa bangkit dan buktikan kalau kita bisa mengerjakan
soal-soal itu jauh lebih baik. Sama juga halnya dengan kelalaian kita dalam hal
manajemen waktu dan keuangan. Jangan mau lagi kebablasan di lain waktu.
Sekarang saatnya BANGKIT !!!!
Namanya juga manusia.
Pasti pernah bikin kesalahan.
Jadi, melakukan kesalahan itu normal.
Menyesal belakangan juga normal.
Tapi, menjadi tidak normal ketika kita terlalu tekun menikmati penyesalan itu
tanpa memikirkan jalan keluarnya. Tanpa bertekad untuk tidak mengulangi untuk
yang kedua kalinya.
Tahu enggak, Karena kita yang paling tahu diri kita, maka kita jadi punya super
banyak alasan untuk membenarkan apa yang kita lakukan. Kita jadi lupa pada
rencana-rencana kita.
Alasan-alasan nakal yang kita buat sendiri inilah yang bikin kita menyesal
nantinya. Ngaku deh, pasti pada saat kita sibuk berargumentasi pada diri
sendiri saat akan melakukan kesalahan, hati kecil bilang, Jangan! Tapi kita
jalan terus.
Semua sudah terjadi.
Apa pun yang kita lakukan, kesalahan tetap kesalahan. Kita tidak akan pernah
bisa mentolerir semua bentuk kesalahan yang sudah kita lakukan. Lantas apa
yang bisa kita lakukan?
Terima dan akui bahwa kita memang melakukan kesalahan.
Kenali dan sadari apa kesalahan kita. Ini membantu kita untuk tidak mengulangi
kesalahan yang sama lagi.
Wake up, guys! Kesalahan yang telah lalu jangan jadi penghalang untuk memberi
yang terbaik dari yang bisa kita berikan!
Tetapkan tujuan dan mulai melangkah dengan optimistis.
So, guys... bukan berarti kita jadi melegalkan semua kesalahan kita, lho.
Semua yang salah tetap salah. Hanya saja kita harus punya keberanian untuk
menatap hari esok, jangan terlalu lama menghabiskan waktu untuk sekadar
menyesali semua kelalaian kita.
Yang penting kemudian adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan
pengalaman-pengalaman ini untuk mengembangkan diri menjadi diri yang lebih
baik dalam hal pengendalian disiplin diri. Kalau kita bisa terpacu untuk
menjadi lebih baik, pastinya tidak ada masalah yang tidak bisa kita atasi,
bukan?
Sebenarnya semua godaan yang kita alami setiap hari itu membuat hidup kita
lebih indah. Kalau kita berhasil mengatasinya, kita bakal jadi manusia hebat.
Sepuluh tahun ke depan, dunia ini akan jadi lebih baik karena berisi
orang-orang hebat. KITA..!
pada Penyesalan
PERNAH menyesal? Merasa percuma? Memang.
Hanya menyesal memang percuma.
Karena yang lebih penting adalah memperbaikinya.
Siapa sih yang enggak pernah menyesal?
Ada saja hal-hal yang bisa bikin kita menyesal setengah mati.
Bayangkan, bagaimana enggak menyesal kalau sebenarnya ada banyak hal yang
bisa kita lakukan seandainya kemarin kita tidak rajin buang waktu.
Kita menyesal karena kurang optimal hingga kemampuan kita hanya
begini-begini saja, padahal sebetulnya kita bisa lebih.
Atau kita menyesal karena sudah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya.
Bicara soal penyesalan tidak akan pernah ada habisnya.
Kita juga pastinya sudah bosan dengan pepatah, penyesalan selalu datang
terlambat.
Tiba-tiba saja kita menyesal karena saat menjelang ujian kita tidak
mempersiapkan diri dengan optimal. Padahal, kalau saja kita mengurangi
jatah di depan televisi, di game center, untuk belajar, pasti bisa lulus.
Ah, kalau saja kita berani tegas menolak pacar untuk menemani doi belajar
di rumahnya, berdua saja, pasti ini semua enggak akan terjadi! MBA deh...
aduh, andai saja ini semua enggak terjadi, pasti sekarang kita enggak akan
sedih begini.
Penyesalan selalu datangnya TERLAMBAT!!
Kenapa semua ini bisa terjadi?
Kenapa penyesalan selalu datangnya terlambat?
Klise banget ya ngomongin soal ini.
Dampak buruk dari apa yang kita lakukan saat ini biasanya enggak pernah kita
hitung.
Ini terjadi karena ternyata kita lalai. Kelalaian yang sederhana begini
ini yang akhirnya sering membuat kita kelimpungan.
Karena kita lalai dalam belajar, akhirnya enggak lulus ujian. Atau karena
lalainya kita untuk mengatur waktu dan keuangan, anggaran kita jebol untuk
hal-hal yang ternyata enggak begitu penting. Kita lupa bahwa ada hal lain yang
lebih penting. Andai saja kita tidak lalai dan berani bersikap tegas untuk mau
disiplin dan mengikuti norma yang kita miliki, mungkin dampaknya tidak merusak
masa depan, membubarkan mimpi-mimpi kita. Wah, serem banget ya...! Dan, itu
semua hanya karena satu kata: LALAI!
Kalau dilihat lebih jauh lagi ke belakang, ini semua terjadi karena ternyata
kita tidak disiplin. Ada banyak hal yang ternyata mengganggu dan mengalihkan
perhatian dari semua hal yang seharusnya menjadi pusat perhatian kita.
Gangguan-gangguan ini ternyata sanggup mengalahkan diri kita, membuat kita
jadi tergoda dan akhirnya malah membuat kita melenceng dari yang seharusnya.
Misalnya saja, saat muncul godaan-godaan itu, yang ada dalam hati kita malah
penyangkalan dan pembenaran atas apa yang seharusnya kita lakukan meskipun
kita tahu itu tidak seharusnya kita lakukan.
Saat seharusnya kita belajar, mungkin kata yang terbersit dalam hati adalah,
Ah... sebentar lagi deh. Filmnya lagi seru nih, atau saat seharusnya langsung
pulang, tapi malah memutuskan untuk mampir ke mal dulu, mungkin yang terbersit
adalah, Iseng ah, lihat-lihat dulu. Boleh dong refreshing....
Salah enggak sih? Ya salah. Sedih enggak? Ya sedihlah....
Tapi kita kan enggak bisa terus-menerus bersedih.
Walaupun penyesalan selalu datangnya terlambat, tapi bukan berarti kita boleh
sedih sepanjang masa.
Okelah kalau saat ini kita gagal dalam ujian. Okelah saat ini nilai kita
jeblok. Tapi, jangan sampai kejadian lagi deh gagal ujian yang sama sampai dua
kali! Akhirnya kita harus bisa bangkit dan buktikan kalau kita bisa mengerjakan
soal-soal itu jauh lebih baik. Sama juga halnya dengan kelalaian kita dalam hal
manajemen waktu dan keuangan. Jangan mau lagi kebablasan di lain waktu.
Sekarang saatnya BANGKIT !!!!
Namanya juga manusia.
Pasti pernah bikin kesalahan.
Jadi, melakukan kesalahan itu normal.
Menyesal belakangan juga normal.
Tapi, menjadi tidak normal ketika kita terlalu tekun menikmati penyesalan itu
tanpa memikirkan jalan keluarnya. Tanpa bertekad untuk tidak mengulangi untuk
yang kedua kalinya.
Tahu enggak, Karena kita yang paling tahu diri kita, maka kita jadi punya super
banyak alasan untuk membenarkan apa yang kita lakukan. Kita jadi lupa pada
rencana-rencana kita.
Alasan-alasan nakal yang kita buat sendiri inilah yang bikin kita menyesal
nantinya. Ngaku deh, pasti pada saat kita sibuk berargumentasi pada diri
sendiri saat akan melakukan kesalahan, hati kecil bilang, Jangan! Tapi kita
jalan terus.
Semua sudah terjadi.
Apa pun yang kita lakukan, kesalahan tetap kesalahan. Kita tidak akan pernah
bisa mentolerir semua bentuk kesalahan yang sudah kita lakukan. Lantas apa
yang bisa kita lakukan?
Terima dan akui bahwa kita memang melakukan kesalahan.
Kenali dan sadari apa kesalahan kita. Ini membantu kita untuk tidak mengulangi
kesalahan yang sama lagi.
Wake up, guys! Kesalahan yang telah lalu jangan jadi penghalang untuk memberi
yang terbaik dari yang bisa kita berikan!
Tetapkan tujuan dan mulai melangkah dengan optimistis.
So, guys... bukan berarti kita jadi melegalkan semua kesalahan kita, lho.
Semua yang salah tetap salah. Hanya saja kita harus punya keberanian untuk
menatap hari esok, jangan terlalu lama menghabiskan waktu untuk sekadar
menyesali semua kelalaian kita.
Yang penting kemudian adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan
pengalaman-pengalaman ini untuk mengembangkan diri menjadi diri yang lebih
baik dalam hal pengendalian disiplin diri. Kalau kita bisa terpacu untuk
menjadi lebih baik, pastinya tidak ada masalah yang tidak bisa kita atasi,
bukan?
Sebenarnya semua godaan yang kita alami setiap hari itu membuat hidup kita
lebih indah. Kalau kita berhasil mengatasinya, kita bakal jadi manusia hebat.
Sepuluh tahun ke depan, dunia ini akan jadi lebih baik karena berisi
orang-orang hebat. KITA..!
Admin- Admin
-
Number of posts : 577
Age : 36
Location : In My ROomZZ
Registration date : 2007-10-28
Character sheet
games:
Similar topics
» Mengalihkan halaman pada Friendster
» Pada Sebuah Kata Tulus
» Awas,, Jangan Kebanyakan tidur!
» jangan abaikan sinyal tubuh
» Penemuan Terbaru Mengenai Kanker Hati! Jangan Tidur Larut Ma
» Pada Sebuah Kata Tulus
» Awas,, Jangan Kebanyakan tidur!
» jangan abaikan sinyal tubuh
» Penemuan Terbaru Mengenai Kanker Hati! Jangan Tidur Larut Ma
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|